Dari potensi yang ada di Desa panembangan seperti
gula kelapa, tahu kalisari, ada suatu usaha baru yang cukup berpengaruh bagi
penghasilan warga Panembangan yaitu usaha jamur tiram. Jamur tiram ini
merupakan usaha yang cukup berpotensi karena dari segi modal, lahan dan
budidaya cukup mudah. Usaha jamur tiram untuk saat ini hanya ada 1 orang yang
membudidayakan jamur tiram di Desa Panembnagan yaitu Bapak Ahmad Sudir. Bapak
Ahmad Sudir memulai budidaya jamur tiram sejak tahun 2012. Beliau memproduksi
jamur tiram untuk menambah penghasilan selain beliau bekerja di bidang
Pariwisata. Budidaya jamur tiram ini sangat mudah apabila kita tekun untuk
merawat jamur yang berkualitas. Jamur tiram ini sangat banyak sekali manfaatnya
diantaranya dalah sebagai obat beberapa penyakit, contoh untuk penurun
kolesterol. Adapun kandungan gizi yang terdapat pada jamur tiram yaitu :
Kelompok
|
Nutrisi
|
kandungan
|
Unsur Mikro
|
Protein
|
10 – 30 g
|
Lemak
|
0.3 g
|
|
Karbohidrat
|
4.6 g
|
|
Serat
|
2.3 g
|
|
Energi
|
20 kkal
|
|
Vitamin
|
Vitamin A
|
30 – 144 mg
|
Vitamin C
|
4 mg
|
|
Niacin
|
76.90 mg
|
|
Vitamin B
|
65 mg
|
|
Karotene
|
10 mg
|
|
Mineral
|
Ca
|
5 mg
|
P
|
86 mg
|
|
K
|
258 mg
|
|
Fe
|
1 mg
|
Sumber : Makalah Budidaya Jamur Tiram Bapak
Ahmad Sudir
Pembudidayaan Jamur Tiram pun tidak membutuhkan
lahan yang luas, asalkan dr lahan tersebut mempunyai tingkat kelembapan, sinar
matahari yang masuk, serta suhu yang stabil. Jamur tiram membutuhkan kelembapan
tinggi berkisar antara 80 – 90 %. Apabila kelembapan dibawah 80% dan
berlangsung hingga beberapa hari, maka pertumbuhan jamur akan mengalami
kekeringan, dan jamur tiram akan sulit terbentuk dan berkembang dengan
sempurna, ukuran jamur akan menipis dan kecil. Upaya yang harus dilakukan untuk
mencegah hal tersebut adalah harus meningkatkan frekuensi penyiraman, siapkan
kolam dangkal/ penampung air dibawah rak yang selalu berisi air, jendela dan
pintu kumbung selalu dalam kondisi tertutup agar kelembapan selalu terjaga.
Apabila sudah tersedia lahan untuk dijadikan rumah
jamur tiram atau biasa disebut Kumbung, giliran Baglog yang disiapkan. Baglog
merupkan sarana atau wadah tumbuh jamur. Sifat dari wadah buatan itu harus
dibuat menyamai atau menyerupai kayu lapuk tempat tumbuh habitat aslinya.
Karena itu unsur kayu mendominasi bahan media. Yang mudah diperoleh dan paling
lazim ialah serbuk gergaji albasia/ laut karena serbuk gergaji kayu laut itu
jenis kayu yang paling baik.
Bahan – bahan Pembuatan Media Jamur Tiram adalah :
1. Serbuk
gergaji kayu albasia/laut 3-4
kantong
2. Tepung
bekatul/ dedak 15 kg
3. Air
secukupnya
Cara Pembuatan Media
1. Campurkan
serbuk gergaji, bekatul dan kapur dengan perbandingan seperti diatas
2. Aduk
hingga merata dan campurkan air secukupnya
3. Pada
hari kedua, masukkan kedalam plastik Polipropilene
ukuran 17 x 25 atau 20 x 30 cm
4. Tumbuk
dengan kayu atau botol sehingga media menjadi padat
5. Lakukan
sterilisasi di drum dengan suhu 80 – 85ᵒC selama kurang lebih 8 jam, diamkan
selama 12 jam, siap diinokulasi bibit F2
Kemudian dilakukan
Sterilisasi dimaksudkan untuk menekan resiko terkontaminasi penyakit. Dengan
memasaknya pada suhu 105ᵒC selama 8 jam, mikroba – mikroba liar akan mati.
Bahan sterilisasi disesuaikan dengan kemudahan mendapatkan serta ekonomis. Yang
lazim digunakan adalah drum bekas.
Adpun proses dan
tahapan untuk sterilisasi yaitu :
1. Siapkan
drum bekas
2. Di
bagian dalam drum diberi sekat/alas dari bambu 15 – 20 cm dari bagian bawah
drum, sehingga berfungsi sebagai dandang
3. Letakkan
drum diatas tungku dari tumpukkan batu bata atau batako
4. Dasar
drum di isi dengan air hingga ketinggian 15 cm
5. Masukkan
baglog kedalam drum. Usahakan ada celah yang memungkinkan uap air panas
mengenai seluruh baglog, satu drum tersebut mampu memuat 200 – 300 baglog
6. Tutup
dengan plastik tahan panas, plastik kemudian di ikat rapat hingga mampu menahan
uap air panas
7. Baglog
siap di sterilisasi dengan menggunakan LPG hingga 8 jam.
Rincian proses
Inokulasi :
Setelah media selesai
di sterilisasi dan telah di dinginkan selama 12 jam, bibit siap di inokulasikan
kedalamnya. Agar dihasilkan jamur tiram yang berkualitas tinggi, maka harus
digunakan bibit berkualitas pula yaitu dengan ciri ciri miselium rapat dan
merata.
Prosenya :
1. Siapkan
media yang sudah di sterilisasi dan sudah dingin
2. Tuangkan
bibit langsung ke mulut, bisa juga menggunakan besi kecil. Untuk satu botol
bibit, isinya cukup untuk 30 – 40 baglog
3. Segera
tutup mulut baglog dengan menaruh cincin dan kertas koran lalu ikat kuat dengan
karet
4. Letakkan
di ruang inkubasi, atau di ruang yang bersih dengan suhu berkisar 26-28 ᵒC
baglog yang sudah di
inokulasi segera di letakkan di ruang yang disebut ruang unkubasi. Diruang
inilah bibit jamur tiram akan tumbuh menjadi hifa dan miselium, jeda waktu dari
pembibitan atau proses inokulasi sampai tumbuh jamur berkisar 25-30 hari.
Berikut ini merupakan
tabel kegiatan perawatan jamur tiram :
No
|
Hari ke-
|
Kegiatan
|
Ket
|
1
|
H 0 -10
|
Pembuatan
kumbung: rangka, atap, dan dinding
|
|
2
|
H 11 -15
|
Pembuatan
dan pemasangan rak
|
|
3
|
H 16
|
Persiapan
media: serbuk gergasi, dedak dan kapur
|
|
4
|
H 17
|
Pengayakan,
pencampuran dan pengadukan bahan-bahan media
|
|
5
|
H 18
|
Memasukan
campuran media kedalam plastik polipropiline
|
|
6
|
H 19
|
Sterilisasi
8 jam dan 12 jam pendinginan media
|
|
7
|
H 20
|
Inikulasi
bibit / pembibitan
|
|
8
|
H 21
|
Inkubasi
|
|
9
|
H 45
|
Buka tutup
baglog
|
|
10
|
H 52- 55
|
Panen
pertama
|
Sumber : Makalah Budidaya Jamur Tiram Bapak
Ahmad Sudir
Demikian cara pembudidayaan dari jamur tiram yang di
jelaskan oleh Bapak Ahmad Sudir di dalam Makalah Budidaya Jamur Tiram. Apabila
ada yang berminat untuk membudidayakan jamur tiram khususnya warga di Desa
Panembangan sebagai tambahan pengahasilan dapat melihat cara budidaya jamur
tiram di sini, atau bisa juga datang langsung ke rumah Bapak Ahmad Sudir yang
bertempat tinggal di Desa Panembangan dan melihat rumah jamur tiram.
0 komentar:
Posting Komentar